Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, mengingatkan bahwa perubahan orientasi penggunaan lahan dari sektor industri dan bidang strategis lainnya menuju perluasan perkebunan sawit berpotensi melemahkan kedaulatan negara, merusak ekologi, dan menghambat peluang berkembangnya industri masa depan.
Ia menilai, bila seluruh lahan hanya diarahkan untuk sawit, Indonesia bisa kehilangan ruang penting untuk lahirnya berbagai inovasi industri baru.
“Kita perlu menjaga keseimbangan: perekonomian tetap tumbuh, tapi lingkungan dan masa depan generasi berikutnya juga wajib dijaga,” ujar Novita dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut Novita, di tengah tantangan tata ruang, kebutuhan energi yang meningkat, dan tekanan perubahan iklim global, teknologi hijau menjadi pilihan paling logis untuk membawa Indonesia menuju ekonomi berdaya saing tanpa mengorbankan alam.
“Industri kita harus berubah. Ketergantungan pada sumber daya alam mentah sudah tidak relevan. Kita harus menciptakan nilai tambah melalui teknologi tinggi dan energi bersih,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa arah pembangunan industri nasional idealnya mengambil lompatan menuju teknologi ramah lingkungan sekaligus memperkuat kemandirian bahan baku.
Indonesia, kata Novita, tidak bisa lagi bergantung pada model industrialisasi berbasis bahan bakar fosil serta eksploitasi SDA. Ia menekankan bahwa teknologi kendaraan listrik tanpa ketergantungan bensin bukan sebatas tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan mendesak bangsa.
“Kita harus mulai menginvestasikan energi dan sumber daya pada industri yang lebih bersih, lebih efisien, dan tidak merusak lingkungan,” tuturnya.
Selain itu, Novita juga menyoroti pentingnya membangun rantai pasok bahan baku dalam negeri yang sesuai standar keberlanjutan. Tanpa itu, industri nasional akan terus terjebak pada impor dan rentan terhadap gangguan pasokan.
“Pemasok bahan baku domestik harus kita bentuk dengan standar hijau dan berkelanjutan. Jangan sampai kita mengulang kesalahan lama. Jika tidak, inovasi teknologi kita tidak akan berjalan optimal,” jelasnya.
Menutup pernyataannya, Novita meminta agar kebijakan strategis nasional dirancang dengan roadmap masa depan yang aman, menguntungkan secara bisnis, dan tetap berpihak pada kelestarian lingkungan. Baginya, keputusan penting hari ini akan membentuk kondisi alam bagi generasi mendatang, sehingga setiap sektor industri harus mulai memperhitungkan dampak ekologis secara matang.
Editor : EPICTOTO
Sumber : pocconference.com
