Kejagung Rinci Perusahaan Diduga Penyebab Banjir & Longsor di Sumatra

Kejagung Rinci Perusahaan Diduga Penyebab Banjir & Longsor di Sumatra

EPICTOTO — Kejaksaan Agung (Kejagung) secara resmi merinci daftar perusahaan yang diduga terlibat dan menjadi penyebab bencana banjir bandang serta tanah longsor di Pulau Sumatra. Perusahaan-perusahaan tersebut tersebar di tiga provinsi, yaitu Sumatra Barat, Aceh, dan Sumatra Utara.

Dugaan Kerusakan di Sumatra Barat

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, menyampaikan bahwa terdapat 11 korporasi yang diduga menyebabkan kerusakan pada daerah aliran sungai (DAS) dan memicu banjir di wilayah Sumatra Barat. DAS yang terdampak meliputi Air Dingin, Kuranji, Anai di Kota Padang, serta Padang Panjang.

Kesebelas perusahaan tersebut adalah PT SBI, PT DDP, PT PJA, PT SSE, PT LAK, PT BEN, PT SM, MMP, JAM, PT AMP, dan PT IS.

Wilayah Aceh dan Sumatra Utara yang Terdampak

Kasus di Aceh

Untuk wilayah Aceh, aktivitas di DAS Simpang Kanan, Simpang Kiri, dan Tamiang Jaya yang meliputi Aceh Tamiang, Aceh Timur, hingga Langsa diduga melibatkan PT RWP dan PT LMR. Sementara itu, pengelolaan DAS Jambu Aye di Aceh Utara diduga menjadi tanggung jawab PT RTS.

Selanjutnya, PT DP diduga bertanggung jawab atas kerusakan di DAS Krueng Sawang dan Pasee yang wilayahnya mencakup Aceh Utara, Aceh Tengah, Lhokseumawe, Bireun, hingga Bener Meriah. Adapun DAS Hulu Pidie di kawasan Pidie diduga dikelola oleh PT WAM dan PT ANI.

Kasus di Sumatra Utara

Di Sumatra Utara, perusahaan diduga menjadi penyebab banjir di DAS Wampu, Besitang, dan Batang Serangan di Kabupaten Langkat. Dugaan penyebabnya adalah aktivitas pembukaan jalan Langkat-Kaban Jahe dan pembukaan lahan untuk wilayah Pamah Semelir.

Anang juga mengungkap terkait bencana tanah longsor di Kecamatan Adian Koting dan Desa Tukka, Tapanuli Utara, serta Sibolga. Untuk kasus ini, diduga melibatkan tiga orang pelaku penebangan individu.

Selain itu, kerusakan di DAS Batang Toru dan Gaboga yang melintasi Kabupaten Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara diduga melibatkan sejumlah korporasi, yaitu PT TPL, CV TAS, PT NSHE, PT WIS, PT AR, dan PT TBS.

Dampak Kerusakan yang Parah

Rekaman udara dari drone memperlihatkan besarnya kerusakan akibat banjir bandang, khususnya di daerah Batang Toru, Sumatra Utara. Bencana tersebut menyebabkan rumah-rumah rusak, jalan serta jembatan putus, dan menyulitkan tim penyelamat untuk menjangkau wilayah-wilayah yang terisolasi. Pemerintah kini tengah mendalami penyelidikan terkait kuatnya dugaan penebangan liar di balik rangkaian bencana alam ini.

Back To Top